Perempuan Muda Bersinar: Dibukanya Sekolah Ibu Jaga Bumi oleh PDNA Klaten
Klaten, 03 November 2024 – Gedung Muhammadiyah Sentono, Ceper, menjadi saksi pembukaan dan sosialisasi Program Sekolah Ibu Jaga Bumi. Program ini merupakan inisiatif dari Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Provinsi Jawa Tengah (PWNA Jateng) bekerja sama dengan Lazismu for Climate Change (LCC LazisMu) sebagai strategi menghadapi perubahan iklim yang semakin mendesak.
Sosialisasi ini dihadiri oleh 30 peserta, termasuk perwakilan dari Pemerintah Desa Ngawonggo, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sentono, Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Sentono, Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah (PRPM) Sentono, Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Sentono, serta Tim Penggerak PKK Desa Ngawonggo.
Ratih Tari Munandar, Ketua PDNA Klaten, menjelaskan bahwa Klaten menjadi salah satu sasaran Program Sekolah Ibu Jaga Bumi. Program ini dibidangi oleh Departemen Kesehatan Lingkungan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Klaten dan menyatakan bahwa kader dari PDNA Klaten, Fathiyah Dwi Astuti, bertanggung jawab atas program tersebut.
Dalam sosialisasinya, Fathiyah menjelaskan, “Melalui program ini, kami ingin memberdayakan perempuan muda untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Klaten menjadi target area kami, di mana perempuan diharapkan menjadi garda terdepan dalam upaya ini.”
Acara yang berlangsung khidmat ini juga menghadirkan pemateri Riva Budi Prabowo, seorang penyuluh pertanian dari Kecamatan Ceper. Riva Budi memberikan penjelasan mendalam tentang Eco Enzim dan teknik pembuatan pupuk kompos yang dapat dilakukan di rumah. “Penting bagi kita untuk memahami manfaat Eco Enzim dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan menjaga kesehatan tanah,” ungkap Riva Budi saat memberikan materi.
Peserta acara terdiri dari kader Nasyiatul Aisyiyah, komunitas perempuan, ibu muda, dan remaja. Salah satu peserta, Abelita Agreyita Putri dari PRNA Sentono, menyatakan, “Meskipun acara ini berlangsung saat hujan, suasana tetap terasa khidmat. Penjelasan yang diberikan cukup jelas dan mudah dimengerti. Saya berharap kegiatan berikutnya bisa lebih semangat dan menyenangkan.”
Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada sosialisasi, tetapi juga mencakup rencana kegiatan lanjutan seperti pembuatan pupus kompos dan Eco Enzim, pembuatan kebun gizi keluarga, serta monitoring dan evaluasi. Salah satu tujuan utamanya adalah meluncurkan komunitas Ibu Jaga Bumi yang akan menjadi wadah bagi para peserta untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam menjaga lingkungan.
“Dengan adanya program ini, kami berharap setiap peserta dapat mengimplementasikan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. Kami ingin menciptakan kesadaran kolektif di kalangan perempuan tentang pentingnya menjaga bumi,” tambah Riva Budi.
Acara ini menciptakan antusiasme di kalangan peserta dan mendapatkan dukungan positif dari masyarakat sekitar. Melalui Program Sekolah Ibu Jaga Bumi, diharapkan dapat terbangun kolaborasi yang kuat dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran penting perempuan dalam isu perubahan iklim.